Selasa, 10 November 2009

Ceremai Part 3



Belum puas rasanya berada dipuncak Ranger kami Mas Aziz sudah menyaran turun segera, pertimbangan cuaca dan kekhawatiran akan gas beracun diatas sini . Kami memutuskan untuk melewati jalur Palutungan untuk turun dan artinya kami harus memutar setengah bibir kawah ini. Tim segera melanjutkan perjalanan, saya sendiri masih asyik dengan kamera ini, sadar yang lain sudah terlalu jauh saya pun lari untuk mengejar. Lewat dibibir kawah ini cukup menegangkan jalur yang sepit dikiri jurang dan dikanan kawah. Teman - teman sudah menunggu dibibir kawah tak jauh dari tempat saya dan adit yg masih sempet-sempetnya ngambil gambar tiba-tiba angin kencang datang , gw khawatir ini badai yang bisa fatal akibatnya gw pun bergegas dan teriak keadit yang ada dibelakang , syukur tidak terjadi apa-apa.

Kami sekarang menuju Pos Goa walet untuk mengambil air minum, karena persediaan menipis. Tersisa hanya sekitar 2 botol besar untuk 11 orang ini , kami kumpulkan botol kosong dan enam orang dari kami turun mengambil air , apesnya kami hanya berhasil mengambil 1 setengah botol saja. Satu hal yang harus kami khawatir kan setelah ini hanya dipos terakhir yg ada mata air, kami harus disiplin sekarang untuk air. Perjalanan dilanjutkan gw sendiri mulai kelaparan karena tadi siang sudah tidak makan, gw kembali membuka makanan ringan yang ada untuk mengurangi rasa lapar. Mas Didik yakin kami bisa sampai dipalutungan tengah malam nanti yang artinya hari senin pagi hari kita sudah diJakarta.

Setelah Goa walet kami menuju Pos Sang Hayang ropoh disini kami berhenti sebentar gw sendiri meminta tim untuk break dulu tapi Ranger kami bilang nanti saja istirahat diPos Bayangan menjelang magrib, " sekarang jam berapa mas ? tanya Mas Aziz
" sudah jam 5: 15 Wib mas .. gw bilang
" ya sudah jalan lagi nanti jam 6 kita break ..!! komando Mas Aziz
" ya sudah yukk !!! jawab yang lain
disini gw sendiri sudah tidak nyaman karena di Pos Sanghyang Ropoh kami ini sudah memasuki hutan dengan pohon tinggi lagi yang menutup cahaya senja dan gw rasa ini sudah cukup gelap. Sebelum jam 6 pas gw teriak Mas Aziz yang memimpin didepan untuk break karena sudah terlalu gelap , jalur sudah tidak begitu kelihatan tim didepan dibelakang gw berjarak jauh ini tambah membuat tidak nyaman. Dipos Bayangan kami break pos bayangan ini sebenarnya tempat yang cukup luang dan datar untuk membuat camp sekali pun di Ceremai Pos seperti ini banyak sekali jadi tak perlu terlalu khawatir dengan Pos atau Lokasi untuk ngecamp.


Jam segini suasana gelap tenang dan kadang suara angin yang menabrak daun-daun pohon ini membuat suasana mistis. Kami break wajah renyah bahagia dipuncak tadi sudah mulai berangsur berganti wajah lelah, sangat lelah. Stock makanan kami masih banyak tapi tak cukup air untuk mengolahnya, kami memutuskan untuk memasak air segelas besar untuk membuat sereal sembari makan biskuit sekedar menganjal perut plus menambah energi segelas sereal tadi digilir bareng hangatnya sereal ini cukup menghangat kan tubuh.

Pukul 6 : 30 perjalanan diteruskan tapi sebelum berangkat anggota tim diberi no urut tidak ada yang boleh mendahuluhi Tim wajib berada di no urutannya seperti orang antri jarak pun tak boleh lebih dari 3 meter, karena Berjalanan dimalam hari seperti ini butuh disiplin yang tinggi kalau tidak fatal akibatnya. Tim yang depan wajib berteriak kalau ada lubang , pohon atau akar yang melintang. Mas Didik juga menasehati untuk tidak takabur dan selalu ingat akan yang diatas, ada sesuatu terjadi sama tim harus ditanggung bersama tak ada tawar menawar dalam hal itu. Kami pun menganguk dan mulai berhitung berjalan menurut urutan.

Selanjutnya adalah Pos Pesanggrahan karena turun nafas tidak terlalu ngos-ngosan tapi kaki dan dengkul ini kayak mo copot karena harus menahan beban tubuh. Trek ini lumayan bahkan kami harus meloncat tim sangat solid didepan terus meneriakkan tanda bahaya seperti lubang , jurang dan akar ini cukup membantu anggota yang lain dibelakang untuk tetap waspada jarak tak lebih dari 3 meter penerangan cukup karena semua membawa senter, diatas gw lihat bulan pun terang walau tak sempurna bulat. Tapi ditrek ini lah Adit sakit dia muntah-muntah mungkin masuk angin, kami terpaksa break cukup lama.



Adit sakit menambah tantangan buat tim , kami harus bisa saling menyokong, dan Adit harus berjuang keras melawan rasa sakitnya. Selanjutnya Tanjakan Asoy, asoy itu asosiasinya enak tapi ini tanjakan curam banyak akar waduh lutut rasanya kerja double , untung kemaren udah dispooring neh dengkul jadi lumayan lah.

Tak lama kemudian kami sampai diPos Arban disetiap pos gw selalu nanya berapa pos lagi nyampe ? pertanyaan yang berulang2 hanya untuk menyenangkan hati siapa tau tiba- tiba ini pos terakhir heheheh ..... !!! . Di Pos Arban Adit sudah benar- benar lelah kami istirahat lebih lama, saya sudah tidak memikirkan jam berapa kita sampai dibawah yang ada diotak saya hanya teh manis dan sesuap nasi cukuppp!!!! . Tenyata bukan hanya Adit yang kepayahan kami semua punya kondisi yang complicated ya laper , haus , capek , ngantuk dan dingin, benar saja semua tergeletak dengan bersandar dengan carrier masing-masing bahkan ada beberapa yang terlelap.

Setelah dirasa cukup fit kami lanjutkan perjalanan menuju Pos Paguyangan Badak sedikit lagi pikir ku. Pemandangan kanan kiri dedaunan yang terkena pantulan sinar bulan membuat bentuk dedaunan disekitar ini terkadang membentuk objek yang aneh-aneh.. imajinasi lelah yang kadang menakutkan.

Dari Pnguyangan Badak menuju Cigorowong , tempat sumber air yang kami tunggu-tunggu gw lihat air dibotol ini hanya cukup untuk 3 teguk saja. " suara air bukan seh ? " tanya temen
" iya - iya itu suara air " sahut temen lainnya
gw sendiri agak tidak percaya " suara angin doang kali ? " jawab gw skeptis
tak lama yang depan teriak "air- air !!! " Yup ternyata benar ini ada sumber air ... weww akhirnya ini dia Pos Cigorowong secara psikologis ini hal baik yang kembali menyemangatkan. "Satu jam lagi lah " kata Mas Didik
selesai ngambil air kami melanjutkan perjalanan . Kebayang sudah begitu dekannya kami dengan teh manis hihihihi.. Satu jam terlewatkan belum ada tanda-tanda kami sampai diPos terakhir Palutungan, trek disini cukup sopan banyak jalan yang datar tapi jalur ini terlalu panjang yang rasanya tak berujung. Kami istirahat dulu Jam menunjukan jam 1 dini ...
"break 15 menit !!! " komando Mas Didik. Seperti biasa semua sudah tergeletak sempurna, beberapa jam kemudian saya terbangun dan tekejut melihat sekarang jam 2 pagi gw ambil senter dan melihat kanan kiri masih lengkap ternyata huhh sedikit takut tenyata mereka semua masih disini dan tertidur . Jam 4 pagi kami pun melanjutkan perjalanan .. yuk berjuang lagi demi teh manis !!!

Suara Adzan Subuh terdengar nyaring wah ga jauh lagi pikir gw !!!.. kami melawati ladang yang ditanami macam-macam sayuran dikejauhan juga terlihat lampu lampu rumah penduduk dibawah kaki gunung indah tapi cukup indah dengan bayangan teh manis ( Lagi !!! ) . Matahari mulai menyinari malu- malu mengganti gelapnya pagi dinginnya pagi udara segar membuat membangkitkan sedikit romantisme memori. Senen pagi ini pukul 6 Pagi kami sampai di Palutungan segera menghidupkan Hp untuk mengabarkan teman-temen dijakarta bahwa gw masi hidup setelah itu nyari Teh Manis yang benar- benar baunya dan rasanya sudah terasa dari atas sana tadi . Naik gunung ini bukan piknik herannya ga pernah kapok ini mungkin yang dinamain sweet sorrow mungkin ya !!! jatuh, lelah, lapar dan dingin adalah fitur yang membuat Naek gunung selalu ngangenin buat gw ... gw pandang sekalagi Ciremai dari kakinya huhh setinggi itu tadi diriku. Terima kasih Ceremai untuk lelahnya , dinginnya , rasa sakitnya tanjakannya dan puncaknya kali lain mungkin aku kembali.



Tim ditunggu pertualangan selanjutnya ...

1 komentar:

  1. ajak2 aku ya... next adventure ya... *berharap mode on... hahaha aku da cemas nantik kau ngikut jejak si GIE keracunan di puncak, terus nama kau diabadikan di kantor... *lari......

    tapi sukur lah nyampe balek juga kau.. meaning that it is true that not the mountain we conquer but ourselves..

    BalasHapus